Minggu, 22 Oktober 2017

BURUNG PEMAKAN IKAN YANG LICIK

(sumber gambar : lampukecil.com)

Oleh : Fathimah Chamran

Seekor burung pemakan ikan tengah duduk disamping danau kecil di musim kemarau, ia melihat ikan-ikan berenang dengan leluasa, perut seekor burung itu pun sudah sangat lapar, namun apalah daya ia hanya seekor burung tua yang sudah tidak gesit dalam memburu makanannya.

Dibalik dunia yg tenang ada dunia yang penuh dengan kegalauan dan hasrat. karena bila kondisi ini terus berlanjut, burung tua itu akan buruk nasibnya.  Namun ketika ia melihat ke dalam danau, terlintas di pikirannya untuk melakukan tipu daya demi mengisi perutnya yang kosong. Kemudian ia mulai mendekati tepian danau yg mulai mengering karena kemarau, tepat d rumah seekor kepiting. lalu ia berpura-pura sedih.



Kepiting keluar dari rumahnya seraya berkata " apa yang terjadi padamu? mengapa kau terlihat sangat bersedih?"

Burung pemakan ikan menjawab, " hari ini ada dua orang pencari ikan yang melewati tempat ini, ketika mereka melihat terdapat banyak ikan yang terjebak di danau ini mereka pun berencana untuk menangkap semuanya dalam beberapa hari kedepan".

Lalu kepiting mengabarkan kepada ikan-ikan tentang apa yang telah diceritakan oleh burung pemakan ikan itu, begitu ikan-ikan mendengar berita yang di sampaikan oleh kepiting, ikan-ikan sangat ketakutan, mereka berkumpul dan mengelilingi kepiting kemudian salah satu ikan berkata, "sekarang bagaimana kita dapat keluar dari danau ini?" kita sendiri tidak mungkin dapat melakukan hal itu karena air makin surut dan hujan tak kunjung turun, satu-satunya yang dapat menolong kita adalah burung pemakan ikan itu.

Ikan-ikan bersama kepiting berenang mendekati pinggiran danau untuk bermusyawarah dengan burung pemakan ikan, burung itupun merasa senang sepertinya tipu dayanya mulai menunjukan tanda-tanda keberhasilan.

Setelah sampai, ikan-ikan itu bertanya kepadanya, " menurutmu berapa lama lagi para pencari ikan itu akan mendatangi tempat ini?".

Burung menjawab, "aku tidak tau pasti kapan tepatnya, tapi menurutku dalam 2-3 hari kedepan".

Ikan-ikan bertanya kembali, " apa kau bersedia menolong kami?".

Burung menjawab, " tentu aku siap, memang selama ini kita adalah musuh namun begitu aku melihat kalian dalam kondisi sulit maka dari itu aku bersedia membantu kalian, aku tau di tempat lain terdapat danau yang tidak terjangkau oleh manusia, apakah kalian ingin aku antarkan ke sana?" tanya si burung.

Ikan-ikan dengan sigapnya menjawab, "ya.. kami ingin kesana, namun bagaimana caranya?".

Burung menjawab, " kalian akan aku bawa dengan cara masuk kedalam mulutku, apakah kalian setuju?".

Ikan-ikan saling berdiskusi dan ada yang tidak sepakat karena takut itu hanya tipuan belaka namun tidak ada pilihan lain.

Burung pemakan ikan mulai melakukan pekerjaannya, setiap hari dalam dua tahap ia membawa beberapa ekor ikan, di pertengahan jalan ikan-ikan itupun di makan olehnya dan akhirnya ia pun berhasil memenuhi perutnya dengan ikan-ikan itu.

Setelah beberapa hari berlalu, kepiting berkata kepada burung itu, " aku ingin sekali melihat danau yang kau ceritakan dan aku ingin berjumpa dengan ikan-ikan yang telah kau bawa kesana".

Burung pemakan ikan berkata dalam hati ," sepertinya kepiting mulai mengkhawatirkan kondisi ikan-ikan yang telah aku makan, kalau ini terus berlanjut maka akan merusak rencanaku untuk memakan semua ikan ada di danau ini. burung pun mulai mencari akal untuk menyingkirkan kepiting, dan akhirnya ia pun punya rencana licik.

Setelah itu burung pemakan ikan berkata kepada kepiting, " ide yang sangat baik sekali, mari kita pergi sekarang juga. naiklah ke punggungku dan kau akan aku bawa ke tempat ikan-ikan itu".

Kepiting menerima tawaran burung pemakan ikan lalu di bawalah kepiting itu. Di pertengahan jalan burung telah berpikir untuk menjatuhkan kepiting, namun sebelum itu kepiting telah melihat tulang belulang ikan di balik bukit dan ia yakin itu adalah tulang belulang ikan-ikan yang telah di makan oleh burung pemakan ikan, kepiting mulai merasa terancam namun dengan akal cerdasnya kepiting pun menjepit leher burung dengan kedua capitnya yang tajam, ia memutuskan untuk membalaskan dendam ikan-ikan yang telah di makan oleh si burung.

Burung dan kepiting pun akhirnya jatuh terhempas namun kepiting tetap tidak melepas capitan dari leher si burung sampai ia yakin bahwa burung itu benar-benar mati. kemudian kepiting kembali ke tempat tinggalnya dan menceritakan semua kepada ikan-ikan yang tersisa, ikan-ikan sangat sedih mendengar kematian teman-temannya, pada akhirnya mereka memahami untuk tidak mudah percaya perkataan musuh dan tidak boleh menanti kebaikan dari musuh.

Pesan :
1. Sesungguhnya musuh tidak akan pernah berpihak pada lawannya kecuali hanya berpura-pura
2. Kebohongan/tipu daya akan menyelamatkanmu sementara, namun akan menghancurkanmu selamanya.
3. Jangan mudah percaya kepada berita yang belum jelas kebenarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar